Menghadapi Kompetisi Bisnis Startup
Kisah mengenai keberhasilan startup macam Facebook, Google, AirBnB dan beberapa lainnya memang layak untuk disimak. Selain untuk memotivasi diri dalam mengembangkan bisnis, menyimak kisah keberhasilan mereka juga bisa menambah referensi soal bagaimana kita menghadapi persaingan di startup. Terlebih untuk ekosistem startup yang masih dalam tahap berkembang seperti di Indonesia saat ini. Sangat penting untuk memahami bagaimana cara menangani kompetisi bisnis startup.
Kegelisahan dalam menghadapi persaingan startup bahkan terjadi sebelum startup belum terbentuk, sejak dalam ide, sejak dalam pikiran. Biasanya kegelisahan ini meliputi keinginan untuk segera melakukan eksekusi, mengeluarkan produknya dengan segera. Takut akan ada orang dengan pemikiran yang sama lebih dulu mengeksekusi idenya, kalah start.
Atau mungkin kegelisahan semacam dari pemikiran bahwa kejenuhan pasar akan kompetisi berimbas pada sulitnya meningkatkan akuisisi pelanggan, kesadaran terhadap layanan yang ada dan harga yang tinggi. Atau mungkin kegelisahan seperti brand yang diinginkan sudah ada di pasar, ketakutan terhadap pesaing dengan suntikan dana yang lebih besar dan lain sebagainya.
Ada beberapa cara untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi kegelisahan sehingga fokus bisa lebih banyak diberikan untuk perbaikan kualitas layanan dan hal berguna lainnya. Tahap pertama adalah mengubah cara pandang atau psikologi Anda. Ubah dari yang semula bisa menggunakan “Kami khusus . . .” pada saat awal mula peluncuran menjadi “Fitur kami mirip, hanya saja kami punya”.
Dengan mengubah perspektif ini Anda bisa datang memasuki kompetisi dengan (sedikit) lebih tenang. Anda tidak perlu berusaha untuk mengalahkan atau mengenalkan diri. Bisnis yang datang belakangan biasanya memenangi persaingan dengan menyuguhkan kualitas yang lebih bagus dibanding pendahulunya, menawarkan kemewahan yang belum diberikan sebelumnya.
BACA JUGA : Daftar Startup Indonesia di Bidang Kesehatan
Setelah mengubah perspektif selanjutnya adalah memberikan fokus lebih pada retensi. Selalu ingat pertumbuhan pengguna bukanlah tujuan dari bisnis. Setelah mengalami fase pertumbuhan pengguna selalu cari jalan keluar untuk bagaimana mempertahankan mereka, bagaimana terus memberikan pengalaman terbaik dengan memberikan yang mereka butuhkan agar tidak meninggalkan produk Anda.
Langkah terakhir yang bisa dicoba untuk menghadapi kompetisi startup adalah dengan memperkuat brand. Banyak hal yang bisa didapat dengan memperkuat brand. Salah satunya meningkatkan retensi pengguna.
Post A Comment:
0 comments: